Jenis parasit yang sering menyerang ikan kerapu pada tingkat
pendederan adalah sejenis kutu ikan golongan crustacea, cacing pipih golongan
trematoda, protozoa dan tricodina.
·
Kutu Ikan
Parasit sejenis kutu, bentuknya seperti Argulus yang merupakan
golongan Crustacea, banyak menyerang pada pendederan kerapu.
Parasit ini berbentuk pipih seperti kutu, berukuran 2–3 mm, menempel pada
permukaan tubuh ikan terutama pada bagian kulit dan sirip. Serangan dalam
jumlah besar akan mengakibatkan kematian, karena parasit ini menghisap darah
ikan dan mengakibatkan tubuh mangsanya berlubang, sehingga ikan mudah terkena
infeksi sekunder yaitu jamur dan bakteri.
Gejala yang diperlihatkan adalah : ikan berenang lamban, nafsu
makan menurun, sisik mudah lepas, insang berwarna merah pucat, terdapat luka
pada bagian tubuh ikan dan sering menggesek-gesekkan tubuhnya ke sisi
jaring/bak atau berenang miring seolah-olah ikan merasa gatal. Pencegahan
yang dapat dilakukan untuk menghindari serangan parasit ini adalah dengan memisahkan
ikan yang terserang dari ikan yang sehat, agar tidak tertulari.
Sedikitnya dua minggu sekali ikan direndam dalam air tawar selama 10–15
menit. Pada waktu perendaman, parasit yang menempel akan lepas dan mati.
Parasit yang mati akan terlihat jelas yaitu berwarna putih transparan.
Pengobatan ikan yang baru terserang parasit ini cukup dengan cara perendaman
tersebut. Biasanya ikan sembuh setelah 2–3 hari kemudian. Jika ikan telah
mengalami luka-luka dapat dilakukan perendaman dalam air tawar, kemudian dilanjutkan
dengan perendaman didalam larutan acriflavin 10 ppm/jam. (Kurniastuty, dkk
2004)
·
Cacing
Pipih
Jenis cacing pipih yang biasanya menyerang adalah Diplectanum sp.
yang merupakan golongan Trematoda. Gejala yang diperlihatkan adalah : nafsu
makan berkurang, warna pucat baik pada tubuh maupun insang, produksi lendir
tinggi, ikan berenang di permukaan air serta megap-megap dengan tutup insang
terbuka dan sering menggosok-gosokkan tubuh ke bak pemeliharaan. Umumnya
serangan parasit ini sering bersamaan dengan penyakit vibriosis. Untuk
menanggulangi serangan cacing jenis ini dapat dilakukan perendaman dengan air
tawar selama 15 menit kemudian untuk mengantisipasi adanya infeksi sekunder
direndam acriflavin 10 ppm selama 1 jam. Biasanya ikan akan sembuh setelah
4–6 hari perawatan.
·
Protozoa
Jenis protozoa yang biasa menyerang adalah Cryptocarion irritans.
Penyakit yang ditimbulkannya disebut Cryptocarioniasis. Gejala yang
diperlihatkan adalah : terdapat bintik putih yang terlihat
berbentuk titik yang cukup dalam, terdapat luka yang tersebar dan terjadi
pendarahan pada kulit bagian dalam, pendarahan ini kemungkinan disebabkan
karena ikan menggesek-gesekkan tubuhnya ke bak yang diakibatkan oleh rasa gatal
dibagian kulit yang terserang. Ikan yang terserang akan kehilangan nafsu makan,
mata membengkak, sisik-sisiknya lepas dan kadang terjadi pendarahan pada
kulitnya dan terjadi pembusukan pada bagian sirip akibat terinfeksi
bakteri/infeksi sekunder.
Untuk menanggulangi serangan tersebut dapat dilakukan dengan cara
perendaman baik menggunakan air tawar selama 15 menit atau methylene blue 0,1
ppm selama 30 menit. Perendaman dapat diulang sebanyak 2–3 kali. Sedangkan
terhadap infeksi sekunder seperti pembusukan sirip dapat dicegah dengan
menggunakan acriflavin 10 ppm/jam. Tindakan yang perlu dilakukan agar penyakit
ini tidak menyebar adalah dengan cara mengisolasi ikan yang sakit sejauh
mungkin dari ikan yang sehat. Ikan-ikan yang mati atau sakitnya parah harus
segera diambil dan dimusnahkan. Selain itu pengobatan harus dilakukan sedini
mungkin begitu terlihat tanda-tanda ada ikan yang sakit.
·
Tricodina
Penyakit yang disebabkan oleh Tricodina sp. disebut
tricodiniasis. Gejala dan penanggulangannya hampir sama dengan penyakit
yang disebabkan oleh Cryptocarion irritans, tetapi jarang terjadi kerusakan
pada kulit.
·
Monogenia
Monogonia merupakan parasit sejenis kutu ikan dari golongan
Crustacea. Parasit ini menyerang dengan cara menempel di permukaan tunuh ikan
kerapu, terutama bahagian kulit dan sirip. Parasit ini dapat menyebabkan
kematian pada ikan, karena parasit ini mengisap darah ikan (inangnya). Serangan
parasit ini dapat menimbulkan luka pda tubuh ikan, ikan berenang lambat dan
cenderung memisahkan diri dari kelompoknya, nafsu makan menurun, sisik mudah lepas,
insang berwarna merah pucat, dan tubuhnya sering digesek-gesekan ke
waring/jarring atau berenang miring seola-olah merasa gatal.
Pengobatan dapat dilakukan dengan cara merendam ikan yang sakit
dalam larutan formalin 100 ppm selama 1 jam dengan aerasi yang kuat. Kalau ikan
telah mengalami luka sebaiknya direndam dalam larutan acriflavin 5 ~ 10 ppm
selama 1 ~ 2 jam.
·
Trematoda
Trematoda merupakan cacing pipih Diplectinum sp yang banyak menyerang ikan kerapu. Parasit ini menyerang
insang, hati dan mata. Adapun gejalanya adalah : nafsu makan berkurang, warna
tubuh dan insang pucat, produksi lendir dipermukaan tubuh banyak, ikan selalu berenang
di bahagian permukaan air dengan kondisi megap=megap dengan tutup insang
terbuka.
Penyakit ini dapat diobati dengan merendam ikan yang sakit dengan
larutan formalin 100 ~ 150 ppm selama 15 ~ 30 menit, dan diulangi selama tiga
hari berturut. Kalau ikan telah mengalami luka sebaiknya direndam dalam larutan
acriflavin 5 ~ 10 ppm selama 1 ~ 2 jam. Setelah itu diberi Combatrin dengan
dosis 1 botol combatrin (10 ml) untuk 5 kg pakan.
·
Cryptocaryon
Penyakit ini disebabkan oleh serangan protozoa Cryptocaryon sp, yang lebih dikenal dengan
nama penyakit bintik putih. Bagaian tubuh yang diserang adalah permukaan tubuh,
ekor, insang dan mata. Gejala dari penyakit ini adalah mata ikan kerapu
membengkak, insang dan mata ditumbuhi semacam kista sebesar kepala jarum pentul
dan berwarna putih terjadi pendarahan pada bagaian sirip, produksi lendir tubuh
meningkat, dan nafsu makan ikan hilang.
Penyakit ini dapat diobati dengan merendam ikan dengan air laut
yang telah diberi formalin dengan dosis 100 ~ 150 ppm selama 15 ~ 30 menit, dan
diulangi selama tiga hari berturut. Kalau ikan telah mengalami luka sebaiknya
direndam dalam larutan acriflavin 5 ~ 10 ppm selama 1 ~ 2 jam.
·
Tricodiniasis
Penyakit ini disebabkan oleh serangan protozoa Tricodina sp. Protozoa ini akan banyak
menenpel pada insang, permukaan tubuh dan sirip ikan kerapu. Gejala yang timbul
akibat dari serangan protozoa ini adalah produksi lendir meningkat, nafsu makan
hilang, terdapat peradangan pada kuliar luar, dan berenang tidak normal. Pada serangan
yang sudah parah dapat menyebabkan siripnya sobek-sobek.
Penyakit ini dapat diobati dengan merendam ikan yang sakit dalam
air laut yang telah diberi formalin dengan dosis 100 ppm selama 1 jam.
Sedangkan untuk ikan yang telah mengalami luka sebaiknya direndam dalam larutan
larutan acriflavin 5 ~ 10 ppm selama 1 ~ 2 jam.
0 comment:
Posting Komentar