Rabu, 03 April 2013

Jenis-jenis Parasit yang terserang pada ikan kerapu bebek




Jenis parasit yang sering menyerang ikan kerapu pada tingkat pendederan adalah sejenis kutu ikan golongan crustacea, cacing pipih golongan trematoda, protozoa dan tricodina.

·         Kutu Ikan

Parasit sejenis kutu, bentuknya seperti Argulus yang merupakan golongan Crustacea, banyak menyerang pada pendederan kerapu.   Parasit ini berbentuk pipih seperti kutu, berukuran 2–3 mm, menempel pada permukaan tubuh ikan terutama pada bagian kulit dan sirip. Serangan dalam jumlah besar akan mengakibatkan kematian, karena parasit ini menghisap darah ikan dan mengakibatkan tubuh mangsanya berlubang, sehingga ikan mudah terkena infeksi sekunder yaitu jamur dan bakteri.

Gejala yang diperlihatkan adalah : ikan berenang lamban, nafsu makan menurun, sisik mudah lepas, insang berwarna merah pucat, terdapat luka pada bagian tubuh ikan dan sering menggesek-gesekkan tubuhnya ke sisi jaring/bak atau berenang miring seolah-olah ikan merasa gatal.  Pencegahan yang dapat dilakukan untuk menghindari serangan parasit ini adalah dengan memisahkan ikan yang terserang dari ikan yang sehat, agar  tidak tertulari.  Sedikitnya dua minggu sekali ikan direndam dalam air tawar selama 10–15 menit.  Pada waktu perendaman, parasit yang menempel akan lepas dan mati. Parasit yang mati akan terlihat jelas yaitu berwarna putih transparan. Pengobatan ikan yang baru terserang parasit ini cukup dengan cara perendaman tersebut. Biasanya ikan sembuh setelah 2–3 hari kemudian. Jika ikan telah mengalami luka-luka dapat dilakukan perendaman dalam air tawar, kemudian dilanjutkan dengan perendaman didalam larutan acriflavin 10 ppm/jam. (Kurniastuty, dkk 2004)

·         Cacing Pipih

Jenis cacing pipih yang biasanya menyerang adalah Diplectanum sp. yang merupakan golongan Trematoda. Gejala yang diperlihatkan adalah : nafsu makan berkurang, warna pucat baik pada tubuh maupun insang, produksi lendir tinggi, ikan berenang di permukaan air serta megap-megap dengan tutup insang terbuka dan sering menggosok-gosokkan tubuh ke bak pemeliharaan. Umumnya serangan parasit ini sering bersamaan dengan penyakit vibriosis. Untuk menanggulangi serangan cacing jenis ini dapat dilakukan perendaman dengan air tawar selama 15 menit kemudian untuk mengantisipasi adanya infeksi sekunder direndam acriflavin 10 ppm selama 1 jam.  Biasanya ikan akan sembuh setelah 4–6 hari perawatan.

·         Protozoa

Jenis protozoa yang biasa menyerang adalah Cryptocarion irritans. Penyakit yang ditimbulkannya disebut Cryptocarioniasis. Gejala yang diperlihatkan    adalah : terdapat bintik putih yang terlihat berbentuk titik yang cukup dalam, terdapat luka yang tersebar dan terjadi pendarahan pada kulit bagian dalam, pendarahan ini kemungkinan disebabkan karena ikan menggesek-gesekkan tubuhnya ke bak yang diakibatkan oleh rasa gatal dibagian kulit yang terserang. Ikan yang terserang akan kehilangan nafsu makan, mata membengkak, sisik-sisiknya lepas dan kadang terjadi pendarahan pada kulitnya dan terjadi pembusukan pada bagian sirip akibat terinfeksi bakteri/infeksi sekunder.

Untuk menanggulangi serangan tersebut dapat dilakukan dengan cara perendaman baik menggunakan air tawar selama 15 menit atau methylene blue 0,1 ppm selama 30 menit. Perendaman dapat diulang sebanyak 2–3 kali. Sedangkan terhadap infeksi sekunder seperti pembusukan sirip dapat dicegah dengan menggunakan acriflavin 10 ppm/jam. Tindakan yang perlu dilakukan agar penyakit ini tidak menyebar adalah dengan cara mengisolasi ikan yang sakit sejauh mungkin dari ikan yang sehat. Ikan-ikan yang mati atau sakitnya parah harus segera diambil dan dimusnahkan. Selain itu pengobatan harus dilakukan sedini mungkin begitu terlihat tanda-tanda ada ikan yang sakit.

·         Tricodina

Penyakit yang disebabkan oleh Tricodina sp. disebut tricodiniasis.  Gejala dan penanggulangannya hampir sama dengan penyakit yang disebabkan oleh Cryptocarion irritans, tetapi jarang terjadi kerusakan pada kulit.

·         Monogenia

Monogonia merupakan parasit sejenis kutu ikan dari golongan Crustacea. Parasit ini menyerang dengan cara menempel di permukaan tunuh ikan kerapu, terutama bahagian kulit dan sirip. Parasit ini dapat menyebabkan kematian pada ikan, karena parasit ini mengisap darah ikan (inangnya). Serangan parasit ini dapat menimbulkan luka pda tubuh ikan, ikan berenang lambat dan cenderung memisahkan diri dari kelompoknya, nafsu makan menurun, sisik mudah lepas, insang berwarna merah pucat, dan tubuhnya sering digesek-gesekan ke waring/jarring atau berenang miring seola-olah merasa gatal.

Pengobatan dapat dilakukan dengan cara merendam ikan yang sakit dalam larutan formalin 100 ppm selama 1 jam dengan aerasi yang kuat. Kalau ikan telah mengalami luka sebaiknya direndam dalam larutan acriflavin 5 ~ 10 ppm selama 1 ~ 2 jam.

·         Trematoda

Trematoda merupakan cacing pipih Diplectinum sp yang banyak menyerang ikan kerapu. Parasit ini menyerang insang, hati dan mata. Adapun gejalanya adalah : nafsu makan berkurang, warna tubuh dan insang pucat, produksi lendir dipermukaan tubuh banyak, ikan selalu berenang di bahagian permukaan air dengan kondisi megap=megap dengan tutup insang terbuka.

Penyakit ini dapat diobati dengan merendam ikan yang sakit dengan larutan formalin 100 ~ 150 ppm selama 15 ~ 30 menit, dan diulangi selama tiga hari berturut. Kalau ikan telah mengalami luka sebaiknya direndam dalam larutan acriflavin 5 ~ 10 ppm selama 1 ~ 2 jam. Setelah itu diberi Combatrin dengan dosis 1 botol combatrin (10 ml) untuk 5 kg pakan.

·         Cryptocaryon

Penyakit ini disebabkan oleh serangan protozoa Cryptocaryon sp, yang lebih dikenal dengan nama penyakit bintik putih. Bagaian tubuh yang diserang adalah permukaan tubuh, ekor, insang dan mata. Gejala dari penyakit ini adalah mata ikan kerapu membengkak, insang dan mata ditumbuhi semacam kista sebesar kepala jarum pentul dan berwarna putih terjadi pendarahan pada bagaian sirip, produksi lendir tubuh meningkat, dan nafsu makan ikan hilang.

Penyakit ini dapat diobati dengan merendam ikan dengan air laut yang telah diberi formalin dengan dosis 100 ~ 150 ppm selama 15 ~ 30 menit, dan diulangi selama tiga hari berturut. Kalau ikan telah mengalami luka sebaiknya direndam dalam larutan acriflavin 5 ~ 10 ppm selama 1 ~ 2 jam. 

·         Tricodiniasis

Penyakit ini disebabkan oleh serangan protozoa Tricodina sp. Protozoa ini akan banyak menenpel pada insang, permukaan tubuh dan sirip ikan kerapu. Gejala yang timbul akibat dari serangan protozoa ini adalah produksi lendir meningkat, nafsu makan hilang, terdapat peradangan pada kuliar luar, dan berenang tidak normal. Pada serangan yang sudah parah dapat menyebabkan siripnya sobek-sobek.
Penyakit ini dapat diobati dengan merendam ikan yang sakit dalam air laut yang telah diberi formalin dengan dosis 100 ppm selama 1 jam. Sedangkan untuk ikan yang telah mengalami luka sebaiknya direndam dalam larutan larutan acriflavin 5 ~ 10 ppm selama 1 ~ 2 jam.

0 comment: