Punya buku sendiri adalah “impian” bagi ribuan penulis pemula. Namun ada tahapan yang harus mereka lalui sebelum bukunya nangkring di rak toko buku ternama, apalagi sampai berlabel “best seller“.
Memang benar adanya tidak ada cara instan jadi penulis. Semuanya harus melalui tahapan dan fase yang itu harus melalui perjuangan yang “berdarah-darah”.
Opsi untuk nerbitkan buku bisa melalui dua jalur, melalui penerbit mayor atau indie (self publishing). Masing-masing jalur nerbitkan buku ini mempunyai kelebihan dan kekurangan. Berikut secara umum nilai plus dan minus masing-masingnya:
Nilai Plus Penerbit Mayor:
- Jika diterbitkan oleh penerbit sekelas Gramedia, Mizan, Elex Media Koputindo, Agromedia, GIP, Pro-U, dll adalah sebuah prestise besar bagi seorang penulis pemula. Karena mereka telah mampu membuktikan kualitas tulisan yang setara dengan penulis beken lainnya.
- Penghasilan royalti yang pasti jadwal pembayarannya, biasanya enam bulan sekali walau besar kecilnya tergantung dari hasil penjualan selama satu semester itu.
- Bisa dapat uang cash, jika penulis lebih memilih jual putus di muka dengan harga sekian juta.
- Penerbit membantu promo buku dan mengadakan berbagai even untuk mengatrol penjualan, sehingga penulis tidak perlu mumet memikirkan masalah pemasaran.
Minusnya Penerbit Mayor:
- Seleksi yang ketat dan membutuhkan waktu yang lama biasanya antara 3-6 bulan.
- Jika pun sudah acc terbit buku harus masuk waiting list sesuai dengan prioritas penerbit. Jika nasib mujur bukunya bisa segera diproses, tapi jika kurang beruntung nunggu di bangku “waiting list” bisa satu tahun lebih.
- Royalti yang diterima relatif lebih kecil dan jumlahnya belum pasti, kadang besar kadang sedikit, semuanya tergantung pada banyaknya yang laku.
- Pembayaran royalti yang enam bulan sekali terbilang lama, dan penulis harus lebih banyak bersabar.
Plus Penerbit Indie (self publishing):
- Penulis bisa nerbitkan bukunya sesuai dengan keinginan, tidak perlu menunggu lama. Disarankan tetap menjaga kualitas tulisannya.
- Secara idealisme lebih memuaskan hati, karena tidak terdogma oleh selera pasar seperti yang harus dilakukan oleh penerbit mayor.
- Keuntungan nerbitkan buku sendiri lebih besar. Selisih harga jual dan biaya cetak lumayan besar (jika cetak dalam jumlah banyak maka biayanya lebih kecil, perbandingannya harga jual bisa 4-5 kalibiaya cetak) sehingga keuntungan yang didapat lebih banyak.
- Penghasilan didapatkan sebanyak buku yang mampu terjual dan itu langsung masuk kantong.
- Bagi penulis yang berjiwa bisnis, ini adalah cara paling jitu untuk menangguk keuntungan yang lebih besar, sembari mengibarkan nama sebagai penulis keren.
- Penulis bisa mendisain sendiri tampilan cover dan layout isi buku sesuai dengan keinginan.
Minus Penerbit Indie:
- Harus keluar modal di awal untuk dana cetak dan nerbitkan buku.
- Risiko kalau buku tidak terjual sesuai dengan target alamat akan “memakan modal” biaya cetak bukunya.
- Harus berkeringat untuk memasarkan buku sendiri.
Nah, setelah membaca kelebihan dan keuntungan dari cara nerbitkan buku di atas, Anda bisa memilih jalur mana yang akan diambil. Selamat mencoba.
Surabaya Time
Postingan
